Senin, 20 Oktober 2008

Divisi Penanganan Bencana Alam PELKESI

Rawan bencana. Kalimat ini tepat untuk menggambarkan kondisi Indonesia. Letak geografis dan struktur geologis, memang menyebabkan negeri ini rentan mengalami bencana alam. Sepanjang tahun 2006 saja, terjadi 364 kali kejadian bencana. Artinya, jika dirata-ratakan, setiap hari kita dihantam bencana.

Karena dikepung oleh lempeng Eurasia, Indo – Australa dan Pasifik, sewaktu – waktu pergeseran lempeng ini menyebabkan terjadinya gempa bumi. Selanjutnya, menghasilkan tsunami jika terjadi tumbukan antar lempeng. Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral menunjukan ada 28 wilayah di Indonesia yang dinyatakan rawan gempa dan tsunami. Di antaranya Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, Lampung, Balikpapan, Banten, Jateng dan DIY bagian Selatan, Jatim bagian Selatan, Bali, NTB dan NTT, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku Selatan, Biak, Yapen dan Fak-Fak di Papua.

Selain dikepung tiga lempeng tektonik dunia, Indonesia juga berada dalam jalur The Pacific Ring of Fire (Cincin Api Pasifik), yang merupakan jalur rangkaian gunung api aktif di dunia. Kurang lebih 240 gunung berapi tersebar di wilayah Indonesia, 70 di antaranya masih aktif.

Disamping itu, negara kita juga memiliki curah hujan yang tinggi yakni 1000 – 4000 milimeter per tahun. Kondisi alamiah ini potensial berakibat banjir, yang semakin diperparah dengan gundulnya hutan, tata kota yang buruk, sampah, dll. Bencana sedimen seperti longsor pun dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, khususnya di musim penghujan. Inilah kondisi Indonesia, negara bencana.

Keterlibatan PELKESI dalam Penanganan Bencana Alam

Banyak pihak peduli bencana. Pemerintah, lembaga non pemerintah, perusahaan, bahkan individu turun tangan menangani bencana. Ada lembaga yang secara khusus memfokuskan diri untuk sepenuhnya menangani bencana, dengan fokus pada upaya pencegahan, penanganan saat bencana dan pasca bencana. Ada juga yang bersifat charity atau menjadi bagian dari tanggung jawab sosial (social responsibility).

PELKESI sebagai persekutuan pelayanan kesehatan Kristen di Indonesia juga berupaya membantu korban bencana dengan sumber daya yang dimiliki. Didasari oleh misi organisasi untuk memperjuangkan pelayanan kesehatan yang utuh dan menyeluruh (holistik), PELKESI terlibat dalam penanganan bencana khusus medis melalui mobilisasi Unit Pelayanan Kesehatan (Rumah sakit anggota PELKESI) dan relawan untuk terlibat pada masa tanggap darurat. Selain itu juga PELKESI terlibat dalam program rekonstruksi dan rehabilitasi pasca bencana khusus kesehatan di beberapa tempat seperti Aceh dan Nias.

Guna mengoptimalkan penanganan bencana, tahun 2004 Sekretariat PELKESI dilengkapi dengan Divisi Siaga dan Tanggap Bencana. Divisi ini mengkoordinir penanganan bencana PELKESI termasuk fasilitasi capacity building bagi tim medis maupun non medis dalam penanganan bencana, juga memantau implementasi program rehabilitasi dan rekonstruksi PELKESI pasca bencana.

Sejak 2004, tercatat beberapa kali penanganan medis pada masa tanggap darurat yang dikoordinir Divisi Siaga dan Tanggap Bencana. Diantaranya, gempa bumi di Alor (Desember 2004), Tsunami Aceh (Desember 2004), Tsunami dan gempa bumi di Nias (Desember 2004, Maret 2005), Gempa Bumi Yogyakarta (Mei 2006), Tsunami Pangandaran (Juli 2006), Tanah Longsor Solok – Sumatera Barat (Maret 2007) Banjir di Aceh Tamiang (Januari 2007), Banjir Jakarta (Februari 2007, 2008), Gunung Meletus di Halmahera (Juli 2007).

Penanganan ini melibatkan dokter dan para medis dari Rumah Sakit anggota PELKESI seperti RS Fakultas Kedokteran UKI, RS PGI Cikini, RS Maranatha Bandung, RSK Mojowarno, RSK Marsudi Waluyo, RS Bethesda Tomohon, RS Imanuel Bandung, RS Bethesda Serukam, RS. Bethesda Saribudolok, RS Horas Insani Medan, RS Sari Mutiara Medan, RS Bethesda Yogyakarta, RS Mardi Waluyo Lampung, serta para relawan baik medis maupun non medis.

Tahun 2008 ini, selain menangani bencana (jika terjadi), PELKESI akan memfasilitasi pelatihan penanganan bencana bagi tenaga medis dari rumah sakit anggota yang tersebar di lima wilayah administratif PELKESI. Diharapkan tim yang dilatih, siap menjadi tim rescue penanganan bencana.

Sedikit yang dilakukan. Tetapi biarlah menjadi titik tolak untuk penanganan yang lebih komprehensif. Semoga mereka yang kurang beruntung karena bencana alam merasakan manfaat pelayanan ini. Bantuan semua pihak untuk penanganan bencana, sangat kami harapkan.(Vivi)


Submit your donation for Disaster Response and Preparedness trough PELKESI/ICAHS account
No. 023-001-000-472-305
Persatuan Pelayanan Kristen Kesehatan Indonesia

Selasa, 14 Oktober 2008

Program Siaga & Tanggap Bencana PELKESI

Pelkesi terlibat dalam penanganan bencana khususnya pelayanan medis pada masa tanggap darurat. Penanganan bencana yang dilakukan sepanjang tahun 2007 antara lain pelayanan medis untuk korban banjir Jakarta, tanah longsor Solok Sumatra Barat, serta gunung meletus di Halmahera.